"selamat datang"


Jumat, 20 Oktober 2017

Mendadak pengen kembali nulis ….






Rasa nya lumayan lama juga tidak berkunjung di blog sendiri,
Meski jarang nulis juga, dan hasil tulisan yang dibuat tak begitu indah, entah kenapa
picture sumber google
Mendadak pengen nulis kembali,  setelah tapak tilas dari blog tetangga sebelah yang aktif menuliskan kisah curhatanya  yang inspiratif. Awalnya sih kepo ingin tahu apa aja sih sebenernya yang ditulis si doy… Ngelihat judul dan tanggal postingannya ternyata rajin juga ngeposting kisah inspiratif nya, mulai dari pengalaman perjalanan wisata, menu masakan hasil olahan sendiri, hingga kisah charity nya kesesama.  dan yang bikin ngirinya lagi selain rajin posting di blog,  kakak doy satu ini udah punya banyak iklan yang nimbrung di blognya, ngeliatya sih makin seneng. 

“Dalam hati bicara : Coba aja bisa punya blog kayak kakak doy, …. Seneng nya dalam hati. “

Udah gitu aja sih, makasih buat kakak doy yang udah menginspirasi buat nulis lagi, Moga aja makin lancar nulis nya dan terus konsisten…..Amiiiin.






Kamis, 18 Agustus 2016

tertambat Negeri di atas awan



Tak berasa sudah hampir berjalan 10 tahun, terhitung sejak pertama kami dipertemukan dibangku SMA dulu. Yang awalnya tidak saling kenal, menjadi teman sekelas, berpindah jadi teman satu jurusan, ada juga jadi teman jalan, temen satu angkot, temen beda pendapat, beda argument, beda karakter dan akhirnya berujung persahabatan hingga sekarang. Mungkin masih banyak lagi ceritanya, jika kami mengulik masa masa SMA dulu.

Dalam kurun waktu yang selama itu, kami bersyukur masih diberi kesempatan bisa berkumpul rame-rame meski terkadang susah untuk mengatur jadwalnya. Mungkin karena sudah sibuk dan asyik dengan dunianya masing-masing. (Heheheh….padahal 3 dari 4 personil masi pada jomblo #Eits …).  Singkat cerita kami bisa berkumpul kembali untuk berwisata bersama yang sudah diagendakan dan dibahas beberapa bulan sebelumnya. Tepat dibulan Agustus, kami mengagendakan berholiday ke WONOSOBO.

Hari yang dinanti, telah tiba
Holiday..
Menjelang sore, di hari Sabtu tanggal 13 kami memacu mobil dari semarang menuju wonosobo kurang lebih  5- 6 jam lamanya. Banyak cerita, canda tawa yang kami luapkan untuk mengisi waktu, hal tersebut sangat ampuh agar mata tak terpejam saat perjalan berangkat kemarin. Banyak hal, mulai dari cerita pencarian jodoh, perkenalan sewaktu SMA, kapan nikah?, gimana kabar kita 10 tahun kedepan, gimana misal kalo sudah nikah, sapa yang nikah duluan, membuli si itu dan si anu,hingga iklan makanan cips ahoy hingga obat cacing kom*ra*tin  link youtube https://youtu.be/XXhWRdGm3HA !@##$$$%^&^*……. dst masih banyak yang lainya juga, itulah kurang lebih isi obrolan kami selama itu. (memang bahasan kami tidak penting kala itu)
Saat memasuki kota wonosobo, kami disambut oleh sekumpulan asap putih yang tiba tiba datang lalu pergi alias kabut yang melengkapi dinginnya udara disana, kemudian penampakan bunga terompet dari warna putih  hingga warna orange, serta deretan pohon carica, tembakau, kentang, daun bawang dan kawan kawan nya…. (susah kalo musti diabsen satu satu….). Bagaikan lukisan alam yang indah karya sang pencipta, melengkapi pemandangan selama  perjalanan.

Malam Pertama
Sesuai dengan perkiraaan, kami akan tiba dimalam hari. Dengan mengantongi beberapa informasi dari rekan kami untuk mencari penginapan berlokasi dekat dengan tujuan wisata “sikunir”.  Beruntunglah kami bertemu dengan pemilik penginapan yang ramah dan cukup membantu.
Homestay dengan 2 kamar,  1 kamar mandi full air panas, dapur seisinya, ruang tamu full tv chanel serta kondisi yang cukup bagus menjadi pilihan kami kala itu untuk menghabiskan malam dihari pertama sesampainya di wonosobo. Meski hanya (MCK) Mandi Cuci Muka, Hehe…. serta beristirahat guna  mengumpulkan tenaga untuk melanjutkan perjalan di pagi harinya.   


Pagi Wonosobo

Welcome to Dieng
Memasang alarm jam 03.00 untuk membangunkan kami dari lelapnya tidur yang tak terbiasa dengan udara sedingin itu. Meski waktu itu sedang turun hujan tak mengurunkan niat kami untuk bersiap siap melakukan perjalan sesuai dengan schedule. Kumandang adzan subuh sudah terdengar sebagai panggilan untuk kami menjalankan shalat subuh berjamaah. Setelah selesai semua kewajiban dan packing barang bawaan kami bersiap meninggalkan homestay untuk lanjut berwisata.
Pagi itu, kisah wisata kami dimulai. Hampir disetiap lokasi tujuan wisata yang kami kunjungi memiliki kenangan dan ceritanya masing-masing. Berikut sedikit ulasannya:

Sepatu Sikunir
Meski bukan pagi yang cerah, karena dimalam harinya sempat turun hujan membuat jalur pendakian menuju sikunir menjadi sedikit becek dan licin tak menyulutkan semangat kami untuk menuju puncak demi melihat golden sunrice.
Sampailah jejak kaki kami dipuncak sikunir, sudah tak tahan hasrat kami melakukan foto session dengan berbagai engle untuk mengabadikan indahnya pemandangan diatas sana ditemani semburat matahari yang sepertinya malu menampakkan wajahnya kala itu.  
Alhasil beginilah tampilan kami… 
Foto session gaes..,
Embun yang turun membasahi tanah membuat kondisi sepatu salah seorang dari kami menjadi rusak, dan dengan berat hati harus rela berjalan kaki menuruni lereng sikidang yang becek dan agak licin tersebut  hanya dengan kaos kaki tak terlalu tebal membuat sedikit geli pada telapak kakinya jika menginjak rumput dan kerikil kecil.

Tersadar di Dieng Plateau Theater

Barulah kami sadari bahwa sesampainya di Dieng Plateau Theatre terkena rayuan tipu muslihat pungli. Berdasarkan informasi yang kami terima menerangkan untuk memasuki Dieng Plateau Theatre itu free asalkan kami memiliki tiket pintu gerbang masuk awal saat memasuki Wonosobo. Saat itulah kami mulai terbangun dari mimpi #eits …hehhhee, bahwa  sudah kena pugli dan tidak mendapatkan tiket atau karcis resmi.

Gardu pandang  Telaga warna
Tempat  yang cukup strategis dan memiliki view yang sangat bagus jika tak tertutup kabut dan gerimis. Terdapat sebuah gardu pandang dan beberapa tebing batu alami yang menjulang tinggi sebagai spot untuk melihat telaga warna dari ketinggian. Cukup puas rasanya, saat kami berada diatas ketinggian dapat melihat indahnya gradasi warna dari danau “Telaga Warna”.
Sekeliling panorama gardu pandang
Pemandangan telaga warna dari atas gardu pandang


Kak Opa sama abang Go pin lagi bahas snack ahoy... Yang yummi 😋😉😉😉itu ya


 …....,
Sebenarnya masih ada satu lagi wahana outbound yang menantang adrenalin, namun sayangnya kami belum beruntung bisa menikmati wahana tersebut karena kendala cuaca saat itu sedikit kurang bersahat.

Kentang Sikidang
Semangat melanjutkan perjalan meski udara dingin dan hujan gerimis kala itu masih setia menemani kami bukanlah sebuah penghalang untuk melanjutkan ke lokasi wisata kawah sikidang.
Puas berfoto di lokasi sikidang, kami lanjutkan menuju pasar &pusat oleh oleh yang lokasinya bersebelahan dengan kawah sikidang. Pasar yang menjual begitu banyak oleh oleh khas wonosobo seperti kentang, carica, opak dkk dengan harga yang murah kami lewatkan begitu saja. Karena berasumsi masih banyak dijumpai dilokasi wisata lainya dengan harga yang relative sama atau bahkan lebih murah.  Hal tersebut salah besar, ternyata di lokasi si kidang inilah tempat yang lumayan cocok dan oke harganya untuk borong-borong bawa oleh oleh seperti kentang khas wonosobo mulai dari kentang merah sampai baby potato ada semua disini harganya pun bersahabat alias bisa dinego tapi tetap ada batas minimal tawar menawar harga. Begitu juga kisah si carica 25K dan si opak tak jauh beda.
Kawan, maaf kan ku menggagalkanmu untuk membelinya 😇😇😇😯
Ingat meskipun gelo , harus tetap legowo  gaaess.


Menelusuri sejarah Candi Arjuna

Beranjak siang beralih kami menuju peninggalan Sejarah Candi Arjuna yang sering kali digunakan untuk upacara pemotongan anak anak yang berambut gimbal.
berikut ada sedikit tampilan komplek candi nya
Maaf kami bukan arcanya 😂😂😂

Hunting carika
Memang belum lengkap rasa-rasanya jika sudah sampai wonosobo belum icip icip dan beli alias borong borong buat oleh –oleh  orang rumah, temen, saudara, kerabat, rekan kerja….. dkk lainya untuk bawain carica.  Tak puas dengan membeli disatu toko saja, kami mencoba dan membeli ke outlet toko carica sepanjang jalan wonosobo dari rasa yang paling yahud sampai harga paling good.

Pengalaman kuliner Mie ongklok  n soto ayam khas Dieng...

Puas dengan wisata alamnya, kini giliran untuk memanjakan perut dengan mencicipi kuliner khas daerah wonosobo yaitu mie ongklok. Perpaduan mie dan rebusan sayuran diguyur saus berwarna coklat à (entah bahan bakunya apa!! Kurang begitu tahu) yang ada sedikit aroma dan rasa ebinya serta suwiran ayam + bawang merah goreng diatas nya disajikan bersama hangatnya teh manis. Menu satu ini membuat perut kami yang keroncongan menjadi kenyang dengan tambahan sate saat menikmatinya dan gorengan hangat alias tembe kemul.
Nah, berikut penampakan mie ongklok tersebut
Mie ongklok
Satu lagi menu yang tak terlupa oleh kami saat memesan soto Ayam. Rasanya jauh berbeda dengan soto yang kami jumpai di tempat kami pada umumnya karena rasanya cenderung manis dan tidak ada jeruk nipis sebagai pelengkapnya. Alhasil diberilah pengganti jeruk nipis itu dengan jeruk yang digunakan untuk membuat minuman. Sudah bisa dibayangkan bagaimana rasanya….?!!!! Yeeeas, maybe this is well dunt, because we are very hungry.  Wkakakak…..  it’s so yummy gaaeesss.  

We go home
Nah, begitu cerita perjalanan dan beberapa kenangannya yang akan selalu menempel pada ingatan kami (seperti kata destia “bahagia itu bisa kumpul bareng” ). Seru, menyenangkan, mengesankan, mungkin ada dari kami yang sedikit “gelo”…hehehe #eits..(maapin gue Bik mega yang sudah menghasut pikiran anda) yang penting bagasi mobil sudah terisi penuh oleh-oleh untuk orang orang tercinta yang sedang menanti kedatangan kita dirumah gaes.  
Sampai jumpai di lain kesempatan lagi kawan. Masih banyak lokasi diluar sana yang menanti untuk kita kunjungi bersama lagi dilain waktu. Ingat kata kak Opa “nabung dulu yak….”. Serta tak lupa ucapan “Terima Kasih” kepada abang Gopin nya Kak Opa yang uda be careful and bawa semua penumpang selamat sampai tujuan kerumah masing-masing.
Have nice trip in the future..see ya🙌🙋🙋



Rabu, 10 Agustus 2016

You are My Everything






Tak tahu harus dari mana memulainya, jika bercerita tentang bapak dan Ibu.
Engkau sangat berarti bagi kami, anak- anak kalian.
Kasih dan sayang mu tulus
Kami sangat sayang kepada mu.  Ibu … Ibu… Ibu …Bapak.


Ibu…
Baru saja diakhir bulan Juli kemarin ibu bertambah usia. Namun tak ada perayaan special dihari itu, seperti hari- hari biasa, tidak ada acara kejutan seperti tiup lilin atau bahkan pemotongan kue. Karena hal tersebut bukanlah kesukaan ibu. Hanya bingkisan kecil tak seberapa yang kami berikan kepada ibu. Lewat kado tersebut kami berharap bisa memudahkan dan meringankan ibu dalam beraktifitas tatkala memasak di dapur. Karena sesungguh nya kami selalu ingin menyantap makanan yang ibu sajikan. Bagi kami tak ada menu makanan seperti olahan tanganmu.

Kondisi ibu kini memang sudah tak seperti dulu. Karena melihat hasil check medis secara berkala menyatakan bahwa ada cairan pada pleura yang harus diambil. Hal tersebut  yang membuat ibu merasa sesak dan menderita batuk yang tak kunjung sembuh karena merasa dahak nya tidak bisa dikeluarkan. Alhasil ibu harus melakukan operasi untuk mengeluarkan cairan tersebut. Tak lama pasca tindakan medis tersebut ibu diharuskan menjalani proses kemothraphy session ke-2 nya.

Melihat ibu sehat dan bahagia merupakan hal yang paling utama. Karena dari pengalaman sebelumnya dalam masa kemotherapi yang ke-1  ibu harus menjaga kesehatan secara jiwa terutama psikis tidak boleh banyak hal yang dipikiraan dan menjaga kesehatan raga secara fisik, dimana kondisi tubuh tidak boleh drop. 

Dibalik itu semua, ternyata Tuhan sudah memberikan kado terindahnya untuk kami. Khusus untuk Ibu yang bertambah usianya sekarang ini masih diberi kesehatan, panjang umur, kekuatan, kesabaran, keikhlasan. Ibu...kita semua bersama dan berjuang  to breast cancer.

Sabtu, 22 Agustus 2015

Perjalanan kemerdekaan di #HUT70



#HUT70
Perjalanan kemerdekaan


Terinspirasi dari judul diatas yang membuat saya ingin menuliskan kisah perjalan traveling yang bertepatan dengan libur panjang peringatan kemerdekaan Indonesia ke 70 th.
Bermula dari tawaran sahabat semasa SMA dulu yang mengajak untuk berwisata bareng. Pastinya dengan senang hati langsung saja menerima ajakan tersebut, Tak lupa dengan mengantongi ijin dari orang tua perjalanan travelling kamipun dimulai.  Dengan  menetapkan daerah pacitan jawa timur sebagai destinasi travelling kami.  Hanya 2 tujuan travelling kami, yaitu situs peninggalan goa gong dan pantai klayar.
Start dari kota semarang, tepat jam 3 pagi tertanggal 16 agustus 2015 perjalanan kami dimulai. Ada 4 rombongan motor dengan 8 personil melaju menuju kota salatiga. Check point pertama di depan Indomaret, singgah sementara untuk menjalankan ibadah sholat subuh dan menunggu 1 lagi rombongan untuk bergabung dalam perjalanan menuju pacitan. Kurang lebih 30 menit istirahat menunggu semua personil lengkap. Genap ada 10 orang dengan mengendarai 5 motor lengkap dengan peralatan untuk ngecamp, bersiap memacu laju motor menuju kota pacitan. Dengan melewati rute perjalanan melewati kota boyolali, solo, dan wonogiri. Kurang lebih hampir 8 jam perjalanan terlewati. Hehehe… ternyata tak berasa juga perjalanan selama itu. Mungkin karena pengalaman perdana (namun tidak untuk 8 personil yang lainnya)
*sambil ekspesi nutup muka malunya hihihihi… melakukan perjalan touring menggunakan sepeda motor dengan jarak tempuh yang lumayan jauh. Terlepas dari tak berasa lamanya perjalanan kami mungkin karena ada beberapa factor pendukung yang lainya juga.


GOA GONG
Sesampainya di lokasi wisata yang pertama GOA GONG. Merupakan salah satu situs kekayaan alam  hasil dari pengendapan mineral alam membentuk sebuah gua yang didalamnya terdapat stalagtit dan stalagmit yang masih aktif. Gua gong hanya mempunyai satu mulut gua sebagai satu- satu nya akses keluar masuk pengunjung. Kondisi dalam goa gong  ini sudah cukup modern karena didalamnya sudah terdapat beberapa fasilitas yang sangat membantu seperti pencahayaan di dalam goa yang indah, kipas angin atau blower untuk mengurasi pengapnya udara dalam goa, serta anak tangga dan pegangan yang kokoh memudahkan pengunjjung baik anak anak maupun lansia untuk menelusuri rute dalam goa secara aman dan nyaman.
 Tak puas rasanya jika hanya berjalan menelusuri GOA GONG tanpa mengabadikan setiap sudutnya dengan berfoto bersama. Hehe….*ketahuan muka narsisnya….dimana aja selalu eksis meski baju basah kuyup oleh tetesan air keringat yang mengalir karena cukup panas dan pengap nya kondisi dalam goa. Hahahaha…..


(begini nih....suasana seru bercampur panas dan basahnya keringat di dalam goa)
Sampai baju kering kembali pun, masih rajin berfoto bersama disini
masih terlihat imiut imuooet itu yah   * sambil nunjuk kesemua personil yang gag jelas arahnya.


(Pada atur pose, biar makin ketjeee badai … nampang dikamera ^_^)
PANTAI KLAYAR

Puas menelusuri gelapnya goa, perjalanan kami berlanjut menuju ke indahnya pantai klayar dengan deburan ombah besarnya yang menembus lubang karang yang konon terdengar seperti suara seruling.
Pasir pantainya yang putih bertemu dengan birunya air laut menggulung tinggi memecah karang hingga berbuih putih. Sungguh indah panorama alam hasil cipta sang illahi satu ini.
Tepat di depan pantai kami mendirikan 2 camp, masing –masing terisi oleh 5 ukhti dan 5 ikhwa ….hehehe *semoga tidak salah tulis.  Nah berikut ada sedikit penampakan tenda kami dan beberapa aktifitas nya….

(picture hari kedua sambut pagi di pantai klayar)
Lanjut  menyiapkan nesting untuk membikin menu santap sore di depan pantai. Tak berlangsung lama senja pun mulai menampakan parasnya, terlihat semakin indah panorama pantai klayar yang terlukis di depan mata.
Tiupan angin laut pun sesekali terdengar, semakin malam hembusannya semakin kencang. Hingga satu persatu dari kami menyudai hari dengan beristirahat malam didalam camp.   ZZZZZZZzzzzzzzzzt…..

Sambut hari kedua tanggal 17 Agustus 2015 dipantai klayar, kami sambut dengan menjalankan perintah sholat lanjut melakukan perburuan foto …. , seperti biasa mulai menelusur dari hulu hingga hilir hingga nail diatas tebing sudut pantai  menjadi korban lokasi foto kami.
Hehehe… kali ini langsung saja ya melihat foto hasil jepretan tangan tangan dewa pemegang kamera. Berikut hasilnya






Posisi Lanscape

(foto bareng selesai prepare ngecamp untuk lanjut perjalanan pulang)

Oh, iya karena bertepatan dengan penringatan hari kemerdekaan RI ke 70 tahun , ada upaca bendera disana



(suasana upacara bendera, … ayo pada hormat !!!!)



(persiapan packing)

Semua target wisata sudah terpenuhi dan penat sesaat menjadi hilang, tinggal melanjutkan perjalanan pulang. Namun sayang, terdapat sedikit musibah. Salah satu rekan kami kehilangan kunci motornya. Entah karena lupa atau benar- benar tidak ingat dimana meletakkan dimana terakhir menempatkan kunci motor nya.  Hingga semuanya mulai berburu mencari dimana kunci motor itu  beradaa…………
Huftttt, singkat cerita akhirnya kunci tersebut  pun ditemukan di tempat pemilik  warung depan motor kami parkir.  Allhamdulillah … seruuan semua rekan, (sesuatu yah)   *ekspresi sambil menghela nafas panjang, (gaya ala syahrini.)
Tak ingin sampai disemarang larut malam, rombongan  touring kami bergegas meluncur pulang,  menuju tugu muda *young tower/YT   alias ke kota semarang.

Nah, mungkin cukup singkat  bukan kisah perjalanan travelling kami mengisi libur panjang kemerdekaan ditahun 2015. Mungkin kisah singkat perjalanan kami ini tak pernah sebanding dengan kisah perjuangan para pahlawan kita yang begitu panjang dan sudah berkorban memerdekakan Negara Indonesia kita tercinta. Semoga kita generasi muda bisa melanjutkan perjuangan mu menuju Indonesia yang lebih indah dan sejahtera.  Penghormatan terakhir kami kepada engkau para pahlawan yang sudah gugur di medan perang, jasa mu akan selalu kami kenang.  HUT RI ke 70 tahun. Indonesia jaya, Indonesia kita tercinta.